MEMBUAT PROYEK DENGAN MEMANFAATKAN
DATA YANG ADA
Tulisan
ini dibuat dilatarbelakangi oleh sebuah pertanyaan sederhana dari seseorang. “Berapa
jumlah sekolah di provinsi Sultra?”. “Kurang lebih empat ribuan pak”. “Itu
bukan jawaban, kata beliau. Jawabannya harus tepat, anda kan di LPMP”.
Sebenarnya apabilan dijawab sekenanya, misalnya, empat ribu dua ratus dua puluh
delapan sekolah pak”. Pasti seseorang tadi langsung angguk-angguk. Dia yakin
100% karena yang menjawab adalah orang LPMP. Namun demikian, jawaban yang
benarlah seharusnya diberikan. Untuk itulah tulisan ini dibuat.
Mengapa
Sekolah Dasar?. Saya memilih sekolah dasar sebagai awal ulasan tentang sebaran
sekolah ini disebabkan oleh: SD ada disetiap kecamatan, SD adalah titik poin
awal yang penting dalam mendidik anak bangsa, SD relatif mudah diatur
(manajemennya), di SD tempat belajar sambil bermain.
Provinsi
Sulawesi Tenggara (Sultra) terdiri atas 12 kabupaten/kota dan 197 kecamatan
serta 2.274 SD/MI. Sebaran SD/MI disetiap kabupaten/kota dapat dilihat dalam
diagram dibawah ini
Sumber: Profil PTK LPMP Sultra (2011)
Banyak
makna yang dapat diperoleh dari diagram di atas. Yang paling gampang adalah
Kabupaten Buton Utara memiliki SD/MI tersedikit dan Kabupaten Kolaka memiliki
SD/MI terbanyak. Informasi lain dari diagram di atas. Anak usia SD/MI di
kabupaten-kabupten Konawe Selatan, Kolaka, Konawe, Muna dan Buton lebih banyak
dibanding anak usia SD/MI di kabupaten-kabupaten/kota – kota Baubau, Kendari,
Konawe Utara, Buton Utara, Wakatobi dan Bombana. Ini masih butuh data tambahan
yaitu jumlah siswanya.
Bagi
pengambil kebijakan, diagram di atas dapat dijadikan salah satu dasar dalam
pengambilan kebijakan di bidang pendidikan khususnya SD/MI. Dalam hal pengadaan
buku, bisa dibuatkan proporsionalnya, jadi tidak perlu merata setiap
kabupaten/kota, demikian juga penempatan guru, pengadaan perlengkapan sekolah.
Tentu saja masih memerlukan pendalaman data melalui supervisi. Diagram diatas
sebagai dasar sangat membantu untuk menyusun sasarn dan instrumen supervisi
selanjutnya.
Coba
kita berandai-andai sebagai pengambil kebijakan. Proyek : Pengadaan papan nama
sekolah seluruh SD/MI se- Sultra. Dari diagram di atas kita sudah punya data
yaitu 2.274 buah papan nama yang akan dibuat. Dan sebarannya sudah jelas
angkanya setiap kabupaten/kota. Berapa lembar papan yang dibutuhkan untuk satu
papan nama sekolah, cat berapa kaleng, warna apa saja, mobilitas ke sekolah.
Data di atas sangat bermanfaat digunakan sebagai faktor pengali (kali).
Misalkan di Kabupaten Buton terdapat 288 SD/MI. Berarti papan nama yang akan
dibuat sebanyak 288 buah. Apabila satu papan nama membutuhkan 3 lembar papan, 1
kaleng cat biru, 1 kaleng cat merah, 1 kaleng cat hitam dan 1 kaleng cat putih.
Maka dibutuhkan 3 x 288 lembar papan, 4 x 288 kaleng cat (biru, merah, hitam
dan putih). Ini yang saya maksud faktor pengali. Coba dikalikan dengan harga
masing-masing satuan. Maka dapat diprediksi jumlah dana yang dibutuhkan.
Jadi,
data pada diagram di atas sangat bermanfaat bagi pengambil kebijakan. Anda bisa
berandai lagi untuk proyek lainnya. Coba manfaatkan data di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tulis komentar anda