MEMBACA YANG BERMAKNA




B
eratus-ratus buku telah dibaca, tapi kok ketika akan diceritakan kembali, yang diingat hanya sedikit ya? Ada apa ini?

Kebanyakan kita membaca hanya sekedar menghibur diri, menghabiskan waktu luang atau sekedar gaya. Buku-buku bagus telah dipinjam di perpustakaan, dibeli atau di fotokopi. Kemudian di baca karena kita suka dengan buku tersebut. Saking asiknya membaca sampai lupa waktu. Nah, ketika diminta untuk menjelaskan isi buku yang kita baca. Ee...lupa. Apa tadi yang di baca.

Ada satu tips agar membaca yang kita lakukan tidak gampang lupa atau menurut istilah Hernowo menamakannya “mengikat makna”.  Hernowo adalah penulis buku Mengikat Makna Update, Membaca Dan Menulis Yang Memberdayakan. Buku ini diterbitkan oleh penerbit kaifa.

Apa sebenarnya mengikat makna menurut buku ini? Baiklah saya coba uraikan versi saya.
·     
 Mengikat makna adalah membaca sebuah buku sampai selesai, lalu tuliskan apa yang masih anda ingat dari buku tersebut tanpa membuka buku atau melihat buku itu dulu. Jauhkan dahulu bukunya dari jangkauan kita. Andalkan ingatan anda tentang buku itu.
·        Tuliskan apa saja yang anda ingat, tidak usah peduli dengan tata bahasa, dan susunan kalimat yang masih kacau, pokoknya tuliskan saja ingatan anda tentang buku itu. Walaupun itu sekedar warna covernya.
·        Setelah semua yang anda ingat tentang buku itu ditulis dan semua unek-unek, perasaan, kesan dan isi tentang buku itu selesai keluar dari dalam diri atau otak anda dalam wujud tulisan dua atau tiga paragraf, syukur kalau bisa sampai 10 halaman. Barulah kemudian anda melakukan edit dan membuka dan melihat kembali buku tersebut
·        Perbaikilah tata bahasanya, lengkapi hal-hal yang kurang lengkap, misal nama pengarang atau kalimat kutipan yang anda tulis sebelumnya, cocokkan dengan buku tersebut. Editlah dengan baik. Peras tulisan anda sehingga menjadi lebih bermakna dan baik.

Semoga tulisan ini bermanfaat buat para pembaca.
Para Pembaca yang bermakna.